Manajemen Penjualan & Persoanal Seling
BAB 11
Manajemen
Penjualan & Personal Seling
1. PENDAHULUAN
:
Menurut
Tjiptono (1997: 224), personal selling adalah bentuk komunikasi langsung antara
produsen dan konsumen untuk mengenalkan produk kepada calon pelanggan,
memberikan pemahaman, agar mereka mencoba dan bersedia membeli produknya.
Sedangkan menurut Kotler (2003), personal selling adalah interaksi secara
langsung antara penjual dengan satu atau lebih calon konsumen dengan melakukan
presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. Personal selling adalah
salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan yang disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik dan meyakinkan pada setiap konsumen (Spiro dan Weitz, 1990).
Penjualan
personal sangat penting dalam campuran-campuran promosi beberapa perusahaan.
Penjualan personal seringkali juga merupakan beban operasi tunggal perusahaan
yang paling besar. Inilah dasar mengapa penting untuk memahami
keputusan-keputusan manajemen penjualan. Keputusan yang buruk berdampak pada
hilangnya penjualan dan munculnya beban-beban yang tidak direncanakan.
Penjual yang baik tidak hanya mencoba menjual kepada pelanggan. Mereka mencoba membantu pelanggan untuk membeli dengan memahami kebutuhan pelanggan dan menyajikan keunggulan dan kekurangan produknya. Hal ini akan menghasilkan kepuasan pelanggan dan hubungan jangka panjang. Dan hubungan yang kuat seringkali menjadi dasar keunggulan bersaing, khususnya dalam pasar bisnis.
Penjual yang baik tidak hanya mencoba menjual kepada pelanggan. Mereka mencoba membantu pelanggan untuk membeli dengan memahami kebutuhan pelanggan dan menyajikan keunggulan dan kekurangan produknya. Hal ini akan menghasilkan kepuasan pelanggan dan hubungan jangka panjang. Dan hubungan yang kuat seringkali menjadi dasar keunggulan bersaing, khususnya dalam pasar bisnis.
2. Teori-Teori
mengenai pengertian Bisnis:
MENGELOLA ARMADA PENJUALAN
Istilah perwakilan penjualan (sales representative) mencakup posisi
yang luas. McMurry membedakan enam posisi penjualan, yang berkisar dari tipe
penjualan yang paling tidak kreatif sampai yang paling kreatif :
- Pengirim (deliver)
- Penerima pesanan (order taker)
- Pembawa misi (missionary)
- Teknisi (technician)
- Pencipta permintaan (demand creator)
- Penjual solusi (solution vendor)
Merancang Armada Penjualan
Perusahaan
perlu berpikir secara mendalam tentang masalah, perancangan armada penjualan,
yaitu pengembangan tujuan, strategi, struktur, ukuran, dan kompensasi armada
penjualan.
a. Tujuan dan Strategi Armada Penjualan
Wiraniaga
memiliki satu atau beberapa tugas sbb :
- Mencari calon pembeli
- Menetapkan sasaran
- Berkomunikasi
- Menjual
- Melayani
- Mengumpulkan informasi
- Mengalokasikan
Perusahaan harus
menyebarkan wiraniaga mereka secara strategis sehingga mereka mengunjungi
pelanggan yang tepat pada saat yang
tepat dan dengan cara yang tepat pula. Perwakilan penjualan bekerja sama dengan
pelanggan dalam beberapa cara :
- Perwakilan penjualan dengan pembeli
- Perwakilan penjualan dengan kelompok pembeli
- Tim penjualan dengan kelompok pembeli
- Penjualan konferensi
- Penjualan seminar
Setelah
perusahaan memutuskan pendekatan penjualan yang diinginkan, ia dapat
menggunakan wiraniaga langsung atau berdasarkan kontrak.
Armada
penjualan langsung (perusahaan) terdiri atas karyawan penuh atau paruh waktu
yang hanya bekerja bagi perusahaan bersangkutan
Armada
penjualan berdasarkan kontrak meliputi wakil produsen manufaktur, agen
penjualan, dan / atau pialang, yang menerima komisi berdasarkan besarnya
penjualan
b. Struktur Armada Penjualan
Struktur armada
penjualan yang paling umum :
- Teritorial : tiap perwakilan penjualan diberikan suatu daerah eksklusif. Keunggulannya :
1. Memberikan
definisi yang jelas atas tanggung jawab wiraniaga
2. Tanggung jawab
teritorial mendorong wakil penjualan itu untuk mengembangkan hubungan bisnis
lokal dan ikatan pribadi
3. Biaya
perjalanan relatif kecil, karena tiap wakil penjualan hanya berkeliling dalam
daerah geografi yang kecil
- Produk : karena penting bagi wakil penjualan untuk mengetahui produk serta karena pentingnya pengembangan divisi produk dan manajemen produk, menyebabkan banyak perusahaan membentuk armada penjualannya berdasarkan lini produk.
- Pasar : perusahaan sering menspesialisasi armada penjualan mereka menurut industri atau lini pelanggan. Armada penjualan tersendiri dapat dibentuk untuk industri yang berbeda dan bahkan untuk pelanggan yang berbeda.
- Rumit : jika suatu perusahaan menjual berbagai jenis produk kepada berbagai jenis pelanggan di daerah geografis yang luas, perusahaan sering menggabungkan beberapa prinsip struktur armada penjualan. Wakil penjualan dapat dispesialisasi menurut teritori – produk, teritori - pasar, produk - pasar, dan lain-lain.
Perusahaan
perlu merevisi struktur armada penjualannya saat pasar dan kondisi perekonomian
berubah.
c. Ukuran dan Kompensasi Armada Penjualan
setelah
perusahaan menetapkan jumlah pelanggan yang ingin dicapainya, ia dapat
menggunakan pendekatan beban kerja untuk menetapkan ukuran armada penjualan.
Metode itu meliputi langkah-langkah berikut :
- Pelanggan dikelompokkan menjadi kelas-kelas ukuran berdasarkan volume penjualan tahunan
- Frekuensi kunjungan yang diinginkan (jumlah kunjungan penjualan tiap pelanggan per tahun) ditetapkan untuk tiap kelas
- Jumlah pelanggan pada tiap ukuran kelas dikalikan dengan frekuensi kunjungannya sehingga diperoleh beban kerja total untuk negara tersebut, dalam ukuran kunjungan penjualan per tahun
- Jumlah kunjungan rata-rata yang dapat dilakukan seorang wakil penjualan per tahun ditentukan
- Jumlah wakil penjualan yang dibutuhkan ditentukan dengan membagi kunjungan tahunan total yang diperlukan dengan kunjungan tahunan rata-rata yang dilakukan oleh seorang wakil penjualan.
Misal : diperkirakan
bahwa ada 1.000 pelanggan A dan 2.000 pelanggan B. Pelanggan A butuh 36 call /
tahun dan pelanggan B butuh 12 call / tahun. Itu berarti perusahaan butuh
armada penjualan yang dapat melakukan 60.000 call penjualan / tahun. Misalkan
rata-rata wiraniaga melakukan 1.000 call / tahun. Perusahaan butuh 60 wiraniaga
yang bekerja penuh.
Kamus
Besar Bahasa Indonesi mendefinisikan wirausahawan sebagai “orang yang pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya,
serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan
sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam
menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki
kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.
Persamaannya dari pengertian – pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki
dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru.
(1) Swastha (1998 : 226) memberikan definisi atau pengertian personal selling sebagai interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Sameto (2004 : 520 memberikan definisi atau pengertian personal selling adalah menjual produk atau sekelompok produk dengan cara mengandalakna tenaga penjual terlatih yang mendatangi semua pembeli potensial untuk secara pribadi menerangkan kelebihan dan kegunaan produk tersebut sehingga mereka bisa diyakinkan.
(3) Winardi (2001 :113) memberikan definisi atau pengertian personal selling sebagai interaksi antar pribadi dan secara tatap muka untuk mencapai tujuan menciptakan, memodifikasi, mengeksploitasi atau mengusahakan timbulnya suatu hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Dari definisi tersebut dapat digaris bawahi bahwa dalam kegiatan personal selling terkandung usaha tenaga penjual, sebagai wakil perusahaan, untuk membangun kepercayaan calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan dengan cara persuasif, yaitu menciptakan, memodifikasi, mengeksploitasi atau mengusahakan suatu transaksi penjualan yang saling menguntungkan. Sementara itu Swastha dan Irawan (2000 :350)
memberikan definisi atau pengertian personal selling sebagai prentasi secara lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. Winardi (2001 :114) menyebutkan bahwa dalam personal selling, tenaga penjual diharapkan dapat menciptakan, memodifikasi dan mengeksploitasi atau mengusahakan terjadinya suatu hubungan pertukaran yang saling menguntungkan. Menciptakan, berarti tenaga penjual harus mencari calon pembeli untuk terjadinya suatu transaksi. Memodifikasi, berarti setelah terjadinya pertukaran antara penjual dengan pembeli harus diikuti dengan usaha melanggengkan hubungan baik yang telah terjalin.
Mengeksploitasi artinya dalam hubungan tersebut harus dapat dimanfaatkan terjadinya pertukaran secara berkesinambungan dan saling menguntungkan kedua belah pihak. Dengan demikian tenaga penjual harus dapat memberikan kesan baik terhadap para langganan. Personal selling dalam pelaksanaannya lebih fleksibel dibandingkan dengan metode promosi lainnya, karena dalam personal selling tenaga penjual dapat mengadakan penyesuaian seperlunya. Selanjutnya dengan personal selling, kegiatan promosi yang tidak perlu dapat mengadakan penyesuaian seperlunya. Selanjutnya dengan personal selling, kegiatan promosi yang tidak perlu dapat terhindari karena sasaran penjualan telah ditetapkan. Disamping itu tenaga penjual juga dapat berperan sebagai pemberi informasi mengenai sikap, perilaku dan keadaan pasar lainnya yang berhubungan dengan produk perusahaan sekaligus kondisi persaingan yang sedang terjadi.
3. ANALISIS
Jadi stelah kita membaca bab 11 ini
kita di harapkan dapat mengatur sistem atau pola pemasaran produk tersebut dan juga dapat mengatur jumlah pemasok
ataupun pembuat barang tersebut
Referensi
Komentar
Posting Komentar