Manjemen Sumber Daya Manusia
1.
PENDAHULUAN :
Di bab 10 ini kita akan membahas mengenai Manajemen
Sumber Daya Manusia:
Ø Macan-Macam
Sumber Daya Manusia
Ø Perkembangan
Sumber Daya Manusia
Ø Hubungan
Perburuhan
Ø Mengapa
Para Pekerja Mendirikan Serikat Pekerja
Ø Perserikatan
Saat Ini
Ø Hukum-Hukum
Yang Mengatur Hubungan Antara Tenaga Kerja Dengan Manajer
2.
Teori-Teori mengenai pengertian Pemasaran:
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana
mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu
secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga
tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat
menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia
bukan mesin dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM
menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi,
sosiologi,
dll.
Unsur-Unsur SDM adalah manusia.
Manajemen sumber daya manusia juga
menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan
karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan
hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan
semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber
daya manusianya.
Perusahaan beruntung bila bisa menggaet tenaga manajerial,
yang sudah pengalaman ataupun trainee, yang brilyan. Kerepotannya adalah
bagaimana membuat si “Bintang” itu betah di perusahaan. Gaji besar tak selalu
menjamin ia bakal “loyal” terus.
Merekrut tenaga tingkat manajerial
merupakan aktivitas yang tidak murah. Tak jarang perusahaan harus menggunakan
konsultan tenaga kerja dari luar untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi calon
pegawai yang cocok. Cara yang lebih jitu lagi meojaring calon yang tepat adalah
secara aktif mencari di dalam kalangan industri dan bila perlu membajaknya dari
perusahaan lain (”headhunting” dan “hijacking”). Semua, tentu, dengan biaya
yang tidak sedikit bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga manajer tersebut.
Usaha yang kompleks dan tidak murah
ini belum juga menjamin kesesuaian antara calon pegawai dengan jabatan yang
bakal diisinya. Ketidakcocokan bisa karena ternyata si calon itu tidak memenuhi
sejumlah syarat kerja, atau malah si calon itu sendiri yang setelah ia tahu
lebih banyak mengenai pekerjaannya merasa kurang pas dengan kedudukan barunya.
Bila ini keadaannya, maka dapat
diperkirakan bahwa cepat atau lambat si pegawai itu akan “mental” atau hengkang
dari tempat kerja. Hal yang amat merugikan perusahaan sekiranya pegawai tersebut
sebenarnya termasuk pekerja yang baik dan penuh potensi.
Membuat Betah Gaji tinggi, fasilitas
lengkap, sertajabatan/ke-dudukan yang jelas tak selalu menjamin betahnya
seorang pegawai, apalagi untuk tingkat manajerial ke atas. Sebagai orang baru,
hal-hal itu tentu menjadi pertimbangan, namun, selang beberapa waktu, tentu ada
hal-hal lain yang bakal dicarinya.
Upaya untuk membuat pegawai baru
betah, apalagi bila diketahui ia tipe yang penuh inisiatif, eneriik, dan ogah
rutinitas, harusnya dimulai sejak awal, kala ia baru masuk. Pada bulan pertama
diperkenalkan kepada lingkungan kerjanya serta tugas-tugasnya secara spesifik.
Bersamaan dengan itu pula sang pegawai baru di-expose pada budaya perusahaan,
yakni pola perilaku segenap warga perusahaan yang mencerminkan sistem nilai
yang dianut perusahaan.
Untuk para manajer baru yang
tugasnya ber-hubungan dengan banyak unit lain dalam per¬usahaan, maka ada
baiknya ia pun mengenali fungsi dan tugas unit-unit itu. Beberapa perusahaan
besar bahkan mengharuskan para manajer tersebut untuk mengikuti hands-on
training di beberapa unit yang relevan. Ini pengalaman yang penting mengingat
bahwa dalam tugasnya kelak sang manajer bakal berhubungan banyak dengan
unit-unit tersebut sehingga perlu memahami pola kerjanya sedetail mungkin.
Dalam proses ini, yang bisa saja
berlangsung sampai setahun, trainee yang bakal menduduki jabatan eselon
manajemen ini berinteraksi de¬ngan banyak pihak; dengan kalangan pelaksana,
penyelia, manajer, dan tak jarang pula dengan pimpinan perusahaan. Kerapkali
momen sosialisasi seperti ini menjadi faktoryang turut mendu-kung kemajuan
karir trainee tersebut.
Selain itu, pelatihan dalam bidang
organisasi, komunikasi, maupun bidang-bidang lain yang menunjang ketrampilan
manajemen, merupakan masukan berharga bagi calon manajer. Apa¬lagi bila materi
pelatihan disajikan oleh praktisi-praktisi yang mengenai betul kondisi dan
iklim kerja di perusahaan. Memang, sekali lagi, ini bentuk perhatian pada
calon-calon manajer yang harganya tentu mahal.
Tetapi ini harus dipandang sebagai
investasi perusahaan untuk memiliki jajaran manajer yang trampil, mampu, dan
punya wawasan yang sejalan dengan cita-cita dan falsafah perusahaan. Dari sudut
si calon manajer sendiri, ini merupakan perlakuan yang tentunya memperkaya
pengetahuan dan kemampuan individualnya, yang pada gilirannya bisa berperan
besar dalam menumbuhkan loyalitasnya pada perusahaan.
Ibarat bayi yang baru lahir dan
memasuki dunia baru, maka enam bulan pertama seorang pe¬gawai baru adalah
masa-masa kritis yang menentukan sikap dan pandangannya terhadap perusahaan
maupun pekerjaannya. Betah dan Berprestasi Bagi pegawai baru yang dipersiapkan
untuk menduduki jabatan manajerial, tentunya ada harapan bahwa ia diberi
kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya. Percuma mereka sekolah tinggi-tinggi
(seringkali sampai tingkat MBA) bila kesempatan itu tak kunjung tiba. Oleh
karena itu, suatu kesalahan besar bila pada saat ia masuk ia langsung diantar
ke meja atau ruangannya, lantas didiamkan. Perusahaan mungkin menganggap bahwa
pasti pegawai baru itu akan segera bersibuk diri dalam pekerjaan. Dugaan yang
cenderung meleset karena siapa pun juga dan sehebat apa pun orangnya butuh
tuntunan dalam orientasi pekerjaan. Lantas ia butuh kesempatan untuk
mempraktekkan sega-la pengetahuan sekolahnya secara konkrit di tempat kerja.
Hal lain yang dapat membuat “orang
baru” dalam perusahaan semakin betah adalah apabila dalam bulan-bulan pertama
ia sudah dilibatkan dalam beberapa persoalan perusahaan yang cukup penting. Ini
kesempatan pula baginya untuk menyumbangkan pikirannya dalam rangka pemecahan
masalah. Syukur-syukur bila sumbang sarannya benar-benar diperhatikan dan kalau
memang itu usul yang pantas diterapkan.
Secara psikologis hal ini dapat diterangkan sebagai proses daur pengalaman yang
menguatkan perilaku tertentu yang dikehendaki. Dalam proses seperti ini,
urutan-urutan kejadian adalah sebagai berikut:
ada pegawai baru dalam perusahaan,
sebagai orang baru ia akan mengacu pada atasannya dalam perusahaan, bila atasan
atau pimpinan perusahaan itu memberi kesempatan padanya untuk berpe-ran aktif
dalam suatu pemecahan persoalan, maka, pegawai baru tersebut akan memperoleh
rasa puas yang sifatnya menguatkan keputusan-nya semula untuk masuk dalam
perusahaan.
Untuk menciptakan kondisi kerja
seperti itu, maka perusahaan sebenarnya dapat merancangnya sejak awal. Selain
tugas-tugas yang relatif rutin yang dibebankan pada manajer baru tersebut, maka
dapat pula disisipkan beberapa tugas lain yang sifatnya khusus. Misalnya, ia si
manajer baru dapat dimasukkan ke dalam sua¬tu tim yang menangani proyek
tertentu. Tentunya tugas-tugas khusus yang diberikan itu harus sesuai dengan
bidang keahliannya. Selain itu, tingkat kesulitan yang dihadapi dalam tugasnya
hendaknya proporsional dengan statusnya seba¬gai orang baru. Jangan sampai
orang baru ini mendapat “daging yang terlalu besar dan alot ba¬ginya untuk
dikunyah”.
Banyak pula perusahaan yang
menggunakan sistem mentor dalam program orientasi tenaga manajerial baru. Yang
biasa dikaryakan untuk tugas mentor ini adalah para eksekutif senior. Cara ini
memungkinkan manajer baru untuk lebih cepat mengenal medan. la pun akan
menyerap informasi-informasi (dan “trick-trick”) dalam tugasnya yang mungkin
tak bisa diperoleh melalui pola orientasi lain. Mentor akan memberi tahu
titik-titik bahaya yang perlu dihindari, kesempatan-kesempatan mana yang bakal
muncul dan dimanfaatkan, serta 100 hal-hal lain (kecil maupun besar) yang bisa
membuat manajer baru lebih efektif lebih cepat.
Yang penting, si mentor memberi
informasi tidak berdasarkan kerangka teoritis belaka tetapi sudah dicampurnya
dengan unsur pengalaman dan kebijaksanaan yang diperoleh melalui proses kerja
bertahun-tahun.
Tentunya perusahaan harus selektif
dalam memilih mentor. Gunakan eksekutif-eksekutif atau tenaga senior lainnya
yang benar-benar kompeten dan punya keinginan untuk membimbing tunas baru. Ini
penting karena yang ditangani adalah kader-kader calon penerus perusahaan.
Sikap dan cara kerja yang akan tumbuh pada mereka bisa banyak ditentukan oleh
pengalaman dini yang dilewati semasa di bawah pengawasan dan bimbingan mentor.
Penting pula bagi manajer baru yang
sedang dalam masa orientasi seperti di atas untuk memperoleh umpan balik yang
cukup. Performance appraisal (penilaian karya) terhadap aktivitas kerjanya tiap
3 bulan selama satu atau dua tahun dinilai banyak ahli perusahaan sebagai tidak
berlebihan. Tak perlu terlalu repot melaksanakan ini, cukup satu session tatap
muka untuk mengutarakan apa yang telah dilakukan selama ini, mana yang dianggap
benar atau efektif, mana yang kurang tepat, dan kira-kira apa yang bakal
dihadapinya dalam waktu yang akan datang.
Memang, tampaknya cukup rumit untuk
mengurusi orang yang baru memasuki sebuah perusahaan. Tetapi bila ini
menyangkut tenaga yang dipandang penting oleh perusahaan (”bintang” begitu),
maka mau tak mau upaya ini harus ditelusuri. Betapa tidak. Dalam suasana
kompetitif seperti sekarang, Tenaga kerja yang baik pada dasarnya tak bisa
dibeli; paling-paling hanya bisa “disewa” beberapa tahun saja. Oleh karena itu
penting menumbuhkan rasa betah dan loyal pada dirinya, agar penyewaan
terha-dapnya berlangsung terus.
MACAM-MACAM
SUMBER DAYA MANUSIA
Macam-macam sumber daya
manusia. Manusia memiliki akal, budi dan pikiran yang tidak dimiliki oleh
tumbuhan maupun hewan. Meskipun
paling tinggi derajatnya, namun dalam ekosistem, manusia juga berinteraksi
dengan lingkungannya, mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya sehingga
termasuk dalam salah satu faktor saling ketergantungan.
Sumber
daya manusia di bagi menjadi dua,yaitu :
* Manusia sebagai sumber daya fisik
* Manusia sebagai sumber daya fisik
Dengan energi yang tersimpan dalam ototnya, manusia dapat bekerja dalam
berbagai bidang, antara lain: bidang perindustrian, transportasi, perkebunan,
perikanan, perhutanan, dan peternakan.
* Manusia
sebagai sumber daya mental
Kemampuan
berpikir manusia merupakan suatu sumber daya alam yang sangat penting, karena
berfikir merupakan landasan utama bagi kebudayaan. Manusia sebagai makhluk
hidup berbudaya, mampu mengolah sumber daya alam untuk kepentingan hidupnya dan
mampu mengubah keadaan sumber daya alam berkat kemajuan ilmu dan teknologinya.
Dengan akal dan budinya, manusia menggunakan sumber daya alam dengan penuh
kebijaksanaan. Oleh karena itu, manusia tidak dilihat hanya sebagai sumber
energi, tapi yang terutama ialah sebagai sumber daya cipta (sumber daya mental)
yang sangat penting bagi perkembangan kebudayaan manusia.
PERKEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA
SDM sudah
ada sejak dahulu dalam berbagai bentuk. Manajemen sumber daya manusia muncul
begitu manusia berkumpul untuk sebuah tujuan yang sama. Meskipun demikian,
keberadaan MSDM belum dapat dipastikan secara jelas pertama kali muncul. Tetapi
dalam kurun waktu terakhir, proses memanajemen manusia menjadi formal.
Suharyanto
menyebutkan bahwa aktivitas MSDM berawal dari tahun 1915 ketika militer Amerika
Serikat mengembangkan suatu korps pengujian psikologi, suatu tim penguji
serikat buruh dan suatu tim semangat kerja (Suharyanto:2005). Beberapa orang
yang terlatih dalam praktek-praktek di ketiga tim tersebut kemudian menjadi
manajer-manajer personalia di bidang industri.
Manajemen
kepegawaian di Inggris dan Amerika Serikat dikembangkan lebih dahulu daripada
di Australia ketika negara-neara ini mengadopsi proses kerja produksi massa,
mengikuti perkembangan revolusi industri. Salah satu tokoh besar dalam masa ini
adalah FW Taylor dengan Gerakan Manajemen Ilmiah sebagai hasil Studi Gerak dan
Waktu. Perangkat yang digerakkan oleh energi dan sistem produksi yang
dikembangkan, memungkinkan produksi yang lebih murah. Oleh karenanya, hal ini
menciptakan banyak tugas yang monoton, tidak sehat dan bahkan berbahaya.
Dampaknya adalah terdistorsinya peran manusia dalam perusahaan.
Kesadaran
akan pentingnya peran manusia dalam organisasi berkembang ketika
produktivitas karyawan ternyata mempengaruhi daya saing perusahaan. Faktor
manusia menjadi bagian penting dalam perusahaan karena pengelolaan karyawan
yang baik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas di satu
sisi dan daya saing perusahaan di sisi lain. Hal inilah yang kemudian mendorong
manajemen personalia/kepegawaian berubah menjadi kajian Manajemen SDM
Ruang ingkup
pengembangan SDM yaitu
1.
Pengembangan kompetensi : Pelatihan kompetensi, project management,
dsb
2. Pengembangan Jumlah SDM: Dilakukan apabila organisasi membutuhkan tenaga kerja untuk melakukan peningkatan kinerja
3. Pengembangan organisasi : Dengan terciptanya unit usaha baru, maka secara organisasi perlu dilakukan penyesuaian struktur organisasi
2. Pengembangan Jumlah SDM: Dilakukan apabila organisasi membutuhkan tenaga kerja untuk melakukan peningkatan kinerja
3. Pengembangan organisasi : Dengan terciptanya unit usaha baru, maka secara organisasi perlu dilakukan penyesuaian struktur organisasi
Pemanfaatan
sumber tenaga kerja dan kompensasi
1. Mencapai
masa dinas yg panjang
2. Menarik karyawan yg cakap ke dalam organisasi
3. Memotivasi karyawan mencapai presta prestasi unggul
2. Menarik karyawan yg cakap ke dalam organisasi
3. Memotivasi karyawan mencapai presta prestasi unggul
Hubungan
perburuhan
Hubungan
Perburuhan Pancasila, agar setiap persoalan antara buruh dan manajemen
diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat.
Mengapa para pekerja mendirikan serikat pekerja
Alasan
pekerja mendirikan serikat pekerja adalah organisasi pekerja yang dibentuk
untuk mempromosikan atau menyatakan pendapat, melindungi, dan memperbaiki,
melalui kegiatan kolektif, kepentingan sosial, ekonomi dan politik anggotanya.
Hukum-hukum yang mengatur hubungan antar tenaga kerja
dengan manajer
Ada tiga
perjanjian kerja sama, yaitu :
a. Closed Shop Agreement
Hanya berlaku bagi pekerja yang telah bergabung menjadi anggota serikat (persatuan)
a. Closed Shop Agreement
Hanya berlaku bagi pekerja yang telah bergabung menjadi anggota serikat (persatuan)
b. Union
shop Agreement
Mengharuskan para pekerja untuk menjadi anggota serikat untuk periode waktu terentu
Mengharuskan para pekerja untuk menjadi anggota serikat untuk periode waktu terentu
c. Open Shop
Agreement
Memberikan kebebasan kepada para pekerja untuk menjadi atau tidak menjadi anggota serikat kerja.
Memberikan kebebasan kepada para pekerja untuk menjadi atau tidak menjadi anggota serikat kerja.
Definisi
perundingan bipartit dalam Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
tentang Penyelesaian Hubungan Industrial (“UU PHI”) adalah perundingan
antara pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha untuk
menyelesaikan perselisihan hubungan industrial.
Perselisihan
hubungan industrial wajib diupayakan penyelesaiannya terlebih dahulu melalui
perundingan bipartit secara musyawarah untuk mencapai mufakat, dan jangka waktu
penyelesaian perselisihan melalui bipartit harus diselesaikan paling lama 30
(tiga puluh) hari kerja sejak tanggal dimulainya perundingan. Apabila dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari salah satu pihak menolak untuk berunding atau
telah dilakukan perundingan tetapi tidak mencapai kesepakatan, maka perundingan
bipartit dianggap gagal.
Setiap
perundingan bipartit yang dilakukan antara pengusaha dan pekerja harus dibuat
risalah yang ditandatangani oleh para pihak. Risalah perundingan tersebut
sekurang-kurangnya memuat:
3. ANALISIS
Kesimpulan:
Jadi
setiap setiap suatu perusahaaan ataupun pabrik sangat membutuhkan sekali Sumber
Daya Manusia. Karena dalam suatu perusahaan maupun perindustrian membutuhkan
tenaga ker ja untuk membuat atau mengerjakan proses produksi maupun proses
pekerjaan yang lain nya.
Referensi
- WWW.Wikipedia.com
- www.Google.com
- WWW.Blogs.com
- http://www.slideshare.net/hendie23/peranan-dan-fungsi-manajemen
- http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_keuangan
- http://www.hukumtenagakerja.com/#sthash.AqgIGisB.dpuf
- http://nindysintya.wordpress.com/2010/11/15/manajemen-sumber-daya-manusia/
- http://dwih74.blog.com/2010/07/27/sejarah-perkembangan-manajemen-sumber-daya-manusia/
- http://rinditricahyani.blogspot.com/2012/11/macam-macam-sumber-daya-manusia.html
- http://e-course.usu.ac.id/content/manajemen/manajemen0/textbook.pdf
- Dessler, Gary, (2005), Human Resource Management
(Manajemen Sumber Daya Manusia) edisi kesembilan jilid 2, edisi Bahasa
Indonesia, Indeks, Jakarta.
- Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia (2006:5)
Komentar
Posting Komentar