Managemen & Organisasi
1.
PENDAHULUAN :
Pada bab 5 ini kita akan membahas mengenai:
J Managemen
J Oraganisasi
2.
Teori-Teori mengenai pengertian Managemen &
Organisasi :
Kata Manajemen berasal dari
bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir,
dan sesuai dengan jadwal.
Organisasi dalam bahasa yunani yaitu di sebut (Yunani:
ὄργανον, organon
- alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Dalam ilmu-ilmu
sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang
ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi,
dan manajemen.
Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational
studies), perilaku organisasi (organizational
behaviour), atau analisis organisasi (organization analysis).
1.
Managemen
Etimologi
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia
(1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutama dalam
konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin manus yang
berarti "tangan". Bahasa
Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Banyak kesulitan yang terjadi dalam
melacak sejarah manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak
ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida
di Mesir.[6]
Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun.
Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa
memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang
harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan
mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin
bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan
piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan,
mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya
dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia,
Italia,
yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia
mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang
lazim terjadi di organisasi moderen saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata
Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian,
bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan
model lini perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford
untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki
sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya
manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak
pendapatan dan biaya. Daniel
Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia
sosial, dan era moderen.
Era manajemen ilmiah
Frederick Winslow Taylor.
Era ini
ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan
insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson[9]
Manajemen ilmiah
dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya, Principles of
Scientific Management, pada tahun 1911. Taylor
mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai "penggunaan metode ilmiah untuk
menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa
penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai
tahun lahirya teori manajemen moderen.
Perkembangan
manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt
dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale
Steel Compan, menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi
pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan
kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang
disebut sebagai Gantt chart yang digunakan
untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank dan Lillian
Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang
dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu
yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan
untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien.
Era ini
juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa
yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk
praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis
bernama Henri Fayol
mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi,
memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.[10]
Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar
ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus
berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip
manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti
dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan
penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal
organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang
dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas,
peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal.
Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak
ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud
menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat
dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain
struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan
selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett
melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori
statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal
dengan "manajemen sains", mencoba pendekatan sains untuk
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik
dan operasi. Pada tahun 1946,
Peter F.
Drucker sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen menerbitkan
salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep
Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman
dari General Motors) yang menugaskan penelitian
tentang organisasi.
Era manusia sosial
Era
manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school)
dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku tidak
mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran
mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen
Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik
Western
Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya
bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap
produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif
seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit
pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok,
penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan
bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku
kerja individu.
Kontribusi
lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang
mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal
setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924.
Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai
cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi.
Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan
organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok.
Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika
kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan
seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun
1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the
Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk
merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara
motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi
"efektif-efisien". Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan
pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat
terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu yang
menjadikan kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal,
sementara itu pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan
perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori
"penerimaan otoritas" yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya
memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.
Era moderen
Era
moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality
management TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru
manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and
Joseph Juran (lahir 1904).
Deming,
orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di
Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan
berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya
meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia
berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena
berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan
pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas
meningkat; (3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan
harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam
bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana
untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi
kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan
karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Dari
teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan,
kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih
satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian
dianalisis, kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan.
Teori manajemen
Manajemen ilmiah
Manajemen
ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank
dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil
menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh
pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan
tersebut.[9]
Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata telanjang dapat
diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth
juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan
dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs
(dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th
tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang
lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.
Skema itu
mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata.
Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa
seorang pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior
dan 18 gerakan juga untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan
gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga gerakan yang diperlukan untuk
memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan.
Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18
gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik
Gilbreth, tukang baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di
penghujung hari.
Pendekatan kuantitatif
Pendekatan
kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif seperti statistik,
model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer untuk
membantu manajemen mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear
digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber
daya; analisis jalur kritis (Critical Path
Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih
efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model)
membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan
kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap
masalah militer selama Perang Dunia II.[12]
Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan
untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis.
Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids."[12]
Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini
menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki
pengambilan keputusan di Ford.
Klasifikasi
Ada 6
macam teori manajamen diantaranya:
·
Aliran
klasik: Aliran ini mendefinisikan
manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen
dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
·
Aliran
perilaku: Aliran ini sering disebut juga
aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek
manusia dan perlunya manajemen memahami manusia.
·
Aliran
manajemen Ilmiah: aliran ini menggunakan matematika
dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini,
pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk
menjelaskan masalah manajemen.
·
Aliran
analisis sistem: Aliran ini memfokuskan pemikiran
pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.
·
Aliran
manajemen berdasarkan hasil: Aliran
manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada
awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai
bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.
·
Aliran
manajemen mutu: Aliran manajemen mutu memfokuskan
pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.
Fungsi manajemen
Fungsi
manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam
proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan.[rujukan?] Fungsi
manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama
Henry Fayol pada awal abad ke-20 Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi
manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi
tigayaitu:
1.
Perencanaan
(planning) adalah memikirkan apa yang akan
dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan
tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan
itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi
lainnya tak dapat berjalan.
2.
Pengorganisasian
(organizing) dilakukan dengan tujuan membagi
suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.
Pengarahan
(directing) adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Sarana manajemen
Man dan machine, dua sarana manajemen.
Untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools).
Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan.
Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines,
method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk
kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang
berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji
tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil
yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan
bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain
manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan
yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya
pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta
uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang
yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya
tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap
manusianya sendiri.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting
sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan
berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar
dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.
Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan
selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Prinsip manajemen
Artikel utama untuk bagian ini
adalah: Prinsip manajemen
Prinsip-prinsip
dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai
dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol,
seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip
umum manajemen ini terdiri dari:[13]
1.
Pembagian kerja (division of work)
2.
Wewenang dan tanggung jawab (authority
and responsibility)
3.
Disiplin (discipline)
4.
Kesatuan perintah (unity of
command)
5.
Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6.
Mengutamakan kepentingan organisasi
di atas kepentingan sendiri (subordination of individual interests to the
general interests)
7.
Pembayaran upah yang adil (remuneration)
8.
Pemusatan (centralisation)
9.
Hirarki (hierarchy)
10. Tata tertib (order)
11. Keadilan (equity)
12. Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of
personnel)
13. Inisiatif (Inisiative)
14. Semangat kesatuan (esprits de corps)
Manajer
Manajer
adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Tingkatan manajer
Piramida jumlah karyawan pada
organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya.
Pada
organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer
puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya
digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di
bagian bawah daripada di puncak).
Manejemen
lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah
manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang
bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam
proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift,
manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen
tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang
berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai
penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya
kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
Manajemen
puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive
officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum
dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief
Financial Officer).
Meskipun
demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang
lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim
karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya
sesuai dengan permintaan pekerjaan.
Peran manajer
Henry
Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada
sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian
mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok[14].
yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban
lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai
figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah peran
informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi,
serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan
keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah,
pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg
kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh
manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.[14]
Keterampilan manajer
Gambar ini menunjukan keterampilan
yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an
mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.[15]
Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1.
Keterampilan
konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2.
Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3.
Keterampilan
teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain
tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin
menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:[4]
1.
Keterampilan
manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2.
Keterampilan
membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Etika manajerial
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer
dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:[4]
·
Perilaku terhadap karyawan
·
Perilaku terhadap organisasi
·
Perilaku terhadap agen ekonomi
lainnya
Bidang manajemen
·
Manajemen pergantian
·
Manajemen komunikasi
·
Manajemen constraint
·
Manajemen biaya
·
Manajemen harga pendapatan
·
Manajemen enterprise
·
Manajemen fasilitas
·
Manajemen integrasi
·
Manajemen mikro
·
Manajemen sakit
·
Manajemen pandangan
·
Manajemen program
·
Manajemen produksi
·
Manajemen kualitas
·
Manajemen pengeluaran
·
Manajemen sistem
·
Manajemen waktu
·
Manajemen personalia
·
Manajemen organisasi
·
Manajemen Pertunjukan
·
Manajemen Persiapan dan Pelaksanaan
2.
Organisasi
Definisi
Terdapat beberapa teori dan
perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada
pula yang berbedaOrganisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah
dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber
daya (uang,
material,
mesin,
metode,
lingkungan),
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi
Menurut para ahli terdapat beberapa
pengertian organisasi sebagai berikut.
- Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama
- James D. Mooney
mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama
- Chester
I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
- Stephen
P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang
relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk
karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.Organisasi
yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu
organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan
ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.Akan tetapi sebaliknya, organisasi
menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada
saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara
relatif teratur.
Partisipasi
Dalam berorganisasi setiap individu
dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak
langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara
efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan.
Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja
yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi
didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran
dan emosi
atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk
memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
Keterlibatan aktif dalam
berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata Partisipasi
dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan
seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan
kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan.
Unsur-unsur
Menuruth Keith Davis ada tiga unsur
penting partisipasi:
- Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan
sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan,
lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
- Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan
kepada usaha mencapai tujuan kelompok.
Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan
untuk membantu kelompok.
- Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur
tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini
diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.
Jenis-jenis
Keith Davis juga mengemukakan
jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut[1]:
- Pikiran (psychological participation)
- Tenaga (physical partisipation)
- Pikiran dan tenaga
- Keahlian
- Barang
- Uang
Syarat-syarat
Agar suatu partisipasi dalam
organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan
yang mutlak yaitu .
- Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu.
Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang
disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung
informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta
- Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang,
hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”,
yang akan menimbulkan efek negatif.
- Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan
dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau
sesuatau yang menjadi perhatiannnya.
- Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk
berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup
pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum
ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.
- Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan
komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang
sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau
berhasil.
- Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan
peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
- Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu
kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya
tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan
atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal
ini didasarkan kepada prisnsip bahwa partisipasi adalah bersifat
persuasif.
Partisipasi dalam organisasi
menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas
dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang
diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.
Bentuk-bentuk
organisasi
- Organisasi politik
- Organisasi sosial
- Organisasi mahasiswa
- Organisasi
olahraga
- Organisasi
sekolah
- Organisasi negara
- Organisasi pemuda
3. ANALISIS
Jadi Kesimpulan dari bab 5 ini
adalah kunci sukses untuk menjadi pengusaha yang sukses adalah wawasan semangat
motivasi & bagaimana cara kita untuk memanac/ mengatur suatu organisasi suatu
perusahaan dengan kita bisa mengatur dengan baik setiap organisasi maka kita
tentu saja bisa menjadi pengusaha yang sukses
Referensi
- Oxford English Dictionary
- Robbins, Stephen dan Mary coulter. 2007. Management,
8th Edition. NJ: Prentice Hall.
- Vocational Business: Training, Developing and
Motivating People by Richard Barrett - Business & Economics - 2003. -
Page 51.
- Griffin, R. 2006. Business, 8th Edition. NJ: Prentice
Hall.
- (Inggris) Online Etymology: Manage
- C.S. George Jr. 1972. The History of Management
Thought, ed. 2nd. Upper Saddle River, NJ. Prentice Hall. h.4
- (Inggris) Wren, Daniel dan Arthur Bedeian. 2009. The Evolution
of Management Thought
- Smith, Adam. 1776. An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations.
- http://www.referenceforbusiness.com/management/Or-Pr/Pioneers-of-Management.html
- Fayol, Henry. 1949. Administration, industrielle et
generale.
- Drucker, Peter. 1946. Concept of Corporation.
John Day Company.
- (Inggris) Kisah Whiz Kids
- HENRI FAYOL’S 14 Principles of Management
- Mintzberg 1973. The Nature of Managerial Work
- Robert L. Katz. Skills of an Effective
Administrator.
Komentar
Posting Komentar